Tidaklah sama sekali aku berniat meratapi nasib ini, dan tidak pula satu rasa kecewa kumiliki kepada Tuhanku. Aku hanya ingin memberikan sepenggal cerita tentang hidupku. Bukan aku merasa sebagai orang yang penting, bukan pula sebagai seorang yang harus dikenal oleh orang lain. Lebih kepada diriku yang ingin membuang sedikit rasa kecewa ini terhadap diri sendiri, yang hingga kini tak mampu menjadi insan yang berguna.
Ketika aku masih kecil, tak ubahnya anak lain seusiaku, aku juga memiliki harapan yang begitu besarnya akan masa depanku. Hari demi hari yang kulalui hanyalah usaha untuk mewujudkan apa yang disebut dengan cita-cita. Namun, entah mengapa hingga kini aku merasa takdir belum juga berpihak kepada ku. Sering kali aku terpaksa merevisi impianku karena harus menyesuaikan dengan takdir yang tidak sesuai dengan perkiraan ku. Ya, memang tidaklah mudah menjadi orang yang berhasil dan sukses, butuh perjuangan dan juga pengorbanan.
Itulah yang terjadi, perjuangan dan pengorbanan. Hingga saat ini aku masih terus berjuang menggapai impianku. Ya, impian seorang anak yang begitu naif, ingin menjadi orang yang sukses. Ketika pemikiran apa itu sukses merujuk kepada hal duniawi, maka jawabannya adalah harta, tahta, dan kekuasaan. Itu pula lah yang kuinginkan. Aku tidak lah munafik, semua itu hanya untuk membalas sakit hati ku. Sakit hati kepada diriku sendiri yang selama ini membiarkan orang lain menghinaku, dan memandang rendah diriku. Dipandang rendah oleh orang lain membuat ku semakin menggebu-gebu dalam meraih impianku, hanya untuk menunjukkan kepada mereka bahwa anak yang mereka anggap tak berguna ini mampu memperjuangkan hidupnya.
Aku hanya bisa terus berjuang seraya menunggu keberpihakan takdir kepada ku. Roda kehidupan tidak lah mungkin berputar dengan sendirinya, itu lah tugas ku untuk terus berusaha memutar roda kehidupan dan menempatkan diriku di puncak kejayaan. Tak lupa pula aku berdoa semoga Tuhan memberikan restuNya kepada ku, dalam pertarungan melawan takdir ini.




